Persembahan Menarik untuk Kamu, Para Pecinta Jurnalistik
Medan, addakwahusu.org - Kamis (22/05) di aula LPPM USU sedang berlangsung kegiatan Jurnalistik dalam bentuk Talk Show yang terlaksana atas kerjasama Serikat Perusahaan Pers (SPS) dengan Universitas Sumatera Utara. Medan adalah kota selanjutnya yang berhasil disambangi setelah Malang, Surabaya dan Makasar.
SPS adalah salah satu lembaga pers yang terbentuk di Yogyakarta pada 8 Juni 1946 silam. Semenjak dipimpin oleh Bapak Dahlan Iskan, lembaga ini cukup dikenal dalam bidang Jurnalistik surat kabar, majalah, dan tabloid. SPS memiliki misi bisa membentuk karakter seluruh perusahaan pers itu menjadi lebih credible. Dan sekarang ini SPS berhasil mentransformasikan dirinya menjadi media cetak online di www.spsIndonesia.org.
SPS Goes To Campus di Medan kali ini menghadirkan narasumber-narasumber yang luar biasa. Yakni, Bapak Daru Priambodo yang menjabat sebagai Pimpinan Redaksi Koran TEMPO (www.tempo.co). Beliau telah berpengalaman selama 23 tahun menjadi Wartawan Republika, juga sebagai dosen FISIP UNAIR. Kedua, ialah Bapak War Djamil yang menjabat sebagai Wakil Pimpinan Redaksi Harian Analisa. Juga menjabat sebagai dosen Jurnalistik di FIB USU. Berpengalaman selama lebih dari 40 tahun menggeluti bidang ini, walaupun latar belakang beliau sebenarnya adalah Sarjana Hukum.
Bertemakan “Buka Mata, Mari Bekerja di Media”, membuat seluruh mahasiswa yang hadir saat itu bergejolak ingin berkecimpung dalam dunia jurnalistik khususnya pers. Mahasiswa yang hadir terdiri dari PersMa, UKM USU dan berbagai mahasiswa dari macam jurusan yang membuat suasana talk show semakin hidup. Terkhusus pada PersMa Suara USU, PersMa PIJAR, juga PersMa Lembaga Jurnalistik UKMI Ad-Dakwah USU. Mereka yang hadir pastinya mendapat pengalaman yang sangat berguna untuk menjadikan mereka bibit-bibit unggul Pers Umum kelak.
Dipenuhi oleh sebanyak kurang lebih 120 orang, tempat tidak terlalu luas ini pun menjadi sangat ramai, padat dan mengurangi ruang gerak peserta. Minat dan antusias mahasiswa tak gentar mengikuti acara sampai selesai.
Dalam penyampaiannya, Pak Daru Priambodo mengatakan, “salah satu kepuasaan seorang wartawan adalah saat tulisannya dapat dibaca jutaan orang bahkan diikuti oleh media lain.”
Beliau menyampaikan kisah dan pengalamannya selama ini yang berlindung dibalik kartu pers. Memang menjadi wartawan bukan pekerjaan yang enak, tapi tak menutup kemungkinan banyak sisi enaknya. Begitu juga yang disampaikan Ibuk Fatmawardi selaku pemandu talk show. Mengapa demikian? Dalam memenuhi panggilan liputan, wawancara, dan kegiatan lainnya yang mengundang seorang wartawan untuk hadir di lapangan, biasanya wartawan tersebut tidak mengeluarkan uang alias gratis. Dan saat kembali akan mendapatkan uang saku hasil liputan. Luar biasa bukan?
Tapi jangan harap Anda bisa mendadak kaya lewat profesi wartawan ini. Menjadi wartawan adalah sebuah bentuk kesenangan, hobi, profesi yang menyenangkan karena kita akan jelajahi setiap inci dunia lewat bidikan kamera dan pengamatan anda dari kacamata seorang wartawan.
Dalam talk show tadi, tampak beberapa Staff dari Lembaga Jurnalistik UKMI Ad-Dakwah yang berhadir. Beserta juga beberapa Wartawan Dakwah Kampus (WDK) yang baru saja direkrut dua minggu lalu. Bentuk keseriusan para WDK ini tergambarkan lewat keseriusan mereka untuk ikut hadir dan mengikuti acara dengan sangat aktif.
Peran serta mereka sangat diharapkan demi cita-cita Lembaga Jurnalistik yang baru menjadikan Lembaga Jurnalistik menjadi Lembaga PersMa UKMI Ad-Dakwah yang juga aktif dan up to datelayaknya PersMa lainnya yang ada di USU.
Semoga bibit-bibit wartawan unggul siap pakai juga akan lahir dari PersMa Lembaga Jurnalistik UKMI Ad-Dakwah. Aamiin InsyaaAllah.
Penulis: Adhe Nowanda
Editor: Lembaga Jurnalistik UKMI Ad-Dakwah